Review Film “Senyap”
Senyap
adalah sebuah film dokumenter yang ditayangkan pada tahun 2014 dengan
sutradarai oleh Joshua Oppenheimer. Film Senyap ini merupakan sekuel dari film
pertamanya yaitu Jagal. Sebelum saya memberikan tanggapan dan pendapat saya mengenai
film Senyap, saya ingin membahas sedikit jalan cerita dari film Senyap.
Senyap
adalah film yang menceritakan mengenai seorang tukang kacamata keliling yang
bernama Adi. Adi merupakan adik dari seorang kakak yang terbunuh pada peristiwa
pembantaian setelah terjadinya G30S 1965. Dalam film tersebut, Adi berkeliling
ke daerah tempat kakaknya terbunuh dahulu yaitu di daerah Sumatera dengan
mendatangi dan mewawancarai para algojo ataupun keluarga algojo yang pernah
terlibat dalam peristiwa tersebut. Berbagai penjelasan mengenai kejadian pada
masa itu pun disajikan dalam film tersebut, mulai dari peristiwa penculikan
simpatisan pki hingga tata cara pembunuhan dan gangguan mental yang dialami
para algojo.
·
Tanggapan
Setelah
menyaksikan film tersebut, banyak fakta yang akhirnya bermunculan dalam pikiran
saya. Hal itu terjadi karena film ini menghadirkan fakta-fakta baru terhadap
sejarah kelam Indonesia pada masa lalu. Namun, saya masih belum tau mana fakta
yang memang benar-benar terjadi. Walaupun begitu, sungguh pembantaian yang
terjadi pada tahun 60 an tersebut sangatlah kejam. Rakyat telah terhasut dan
karena kekuasaan yang berkata semua itu terjadi. Hukum pada saat itu seperti
memakai hukum rimba karena tidak ada keadilan. Walaupun dia tidak bersalah
tetapi kalau terdapat jari yang menunjuk dia sebagai pki maka nyawa akan
melayang.
Mungkin
memang pada saat itu untuk menghapuskan komunis dari NKRI harus dilakukan
dengan tegas dan hingga sampai ke akarnya supaya tidak ada lagi komunis yang
bermunculan. Namun tetap saja, sungguh sangat mahal harga yang harus dibayar
untuk mewujudkan hal tersebut yaitu dengan ribuan bahkan jutaan nyawa rakyat
Indonesia yang terlibat ataupun dituduh terlibat dengan komunis.
Pada
waktu itu juga terasa suasana nya sangat mencekam. Seakan mengisyaratkan bahwa
kita seperti dibunuh ataupun membunuh, Karena keselamatan diri sendiri saja
sudah sewaktu-waktu terancam, apalagi kalau ingin menyelamatkan nyawa orang
lain. Hal itu terlihat di salah satu scene dalam percakapan Adi dengan
Pamannya. Disana pamannya mengungkapkan bahwa dia menjaga tahanan tempat Ramli,
kakaknya Adi ditahan. Walaupun begitu, pamannya sendiri tidak memiliki kuasa
untuk menolong Ramli karena keselamatannya sendiri juga dapat sewaktu-waktu
terancam. Peristiwa yang terjadi pada kala itu juga menyebabkan Indonesia
menjadi tidak stabil baik secara keamanan, politik, ekonomi, dan lain
sebagainya. Walaupun lama-kelamaan jadi lebih stabil akibat pemerintahan yang
tegas dan otoriter dari Presiden Soeharto.
Selain
dari tanggapan mengenai peristiwa yang terjadi dalam film, saya juga berpikir
mengenai tokoh yang berperan dalam film. Film documenter dibuat berdasarkan
fakta seperti sejarah dengan narasumber yang sebenarnya. Saya memikirkan
bagaimana nasib narasumber yang menjadi algojo ataupun keluarga algojo pada
film tersebut. Pasti mereka bisa mendapatkan stigma negatif dari orang-orang
yang telah menonton film ini. Padahal apabila itu yang menjadi narasumber
adalah keluarga algojo nya, mereka tidak tau apa-apa dan seakan harus juga memikul
tanggung jawab atas kesal yang telah dibuat anggota keluarganya pada masa lalu.
Mereka juga harus mendapatkan pandangan negative dari orang lain.
Walaupun
fakta-fakta baru masih terus bermunculan dan belum diketahui mana yang
merupakan kebenaran mengenai peristiwa sejarah yang terjadi di negeri tercinta
kita ini, namun kita harus menjadikan sejarah tersebut sebagai sebuah
pembelajaran. Karena sejarah itu penting supaya kita tidak mengulangi kesalahan
yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar