Salam kenal namaku Tania Eka Umami Vavarianti. Aku lahir di Ponorogo, 24 Januari 2001. Sekarang aku sudah selesai menempuh pendidikan di SMK Negeri 1 Kota Bekasi jurusan TKJ.

Pages

Kamis, 24 Agustus 2017

Cerpen "Cahaya Kehangatan"

Cahaya Kehangatan
(Karya : Tania Eka Umami Vavarianti)

Sinar mentari memasuki kamarku melewati jendela besar itu. Membuat diriku terbangun dan tidak bisa terjun kembali ke mimpi indahku. Padahal aku ingin sekali bermimpi selamanya untuk meninggalkan kehidupanku yang sepi ini. Oh iya bodohnya aku yang langsung mengeluh kepada kalian tanpa memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Kirana Francesca. Aku merupakan seorang anak tunggal dari pengusaha minyak terbesar di kotaku. Aku kelas XI IPA di salah satu sekolah ternama. Pasti kalian berfikir bahwa kehidupanku sempurna. Memang saat ini aku terlihat memiliki segalanya.

Namun apakah kalian tau arti dari rasanya kesepian? Rasanya menjadi bayangan di dunia ini yang bahkan tidak diperhatikan sama sekali. Perasaan ini membuat diriku semakin rapuh dan terhanyut dalam kesendirian yang menyakitkan. Sejak kecil aku memang tidak pernah merasakan kebahagiaan dan kasih sayang yang sesungguhnya. Orang tuaku selalu pergi mengurus pekerjaannya dan meninggalkan diriku bersama pembantu-pembantu di rumah megah ini. Merekapun tidak pernah membiarkan aku keluar untuk berteman dengan anak-anak seusiaku. Membuatku seperti burung yang terkurung dalam sangkar. Tidak pernah terbang bebas menyelami keindahan dunia luar. Dan akhirnya menjadikanku payah dalam bergaul dan tertelan oleh rasanya kesepian.

Sekolah hari itu tiada berbeda dengan hari-hari lainnya. Hanya mendengarkan beribu kata tentang materi yang diajarkan dan mengerjakan tugas yang menumpuk tiada habisnya. Baru kemudian aku pergi mengunjungi teman kecilku untuk menghanyutkan diriku kedalamnya. Iya, aku sering mengunjungi perpustakaan untuk bertemu teman kecil pelipur rasa sepiku. Memang lucu aku hanya memiliki buku-buku yang tersusun rapi itu sebagai teman ku. Tetapi itulah kesukaannku untuk terjun ke dalam dunia fantasi cerita untuk melupakan rasa kesepianku. Saat aku sudah memilih buku yang ingin kubaca, aku bergegas untuk mencari tempat duduk yang kosong. Namun cerobohnya diriku saat aku menabrak seseorang hingga membuat semua bukunya terjatuh.

Tentu aku sangat merasa bersalah kepadanya. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan, aku hanya bisa membantu membereskan bukunya dan mengucapkan kata maaf. Dia pun menerima permintaan maafku dan mengajakku duduk di salah satu sudut perpustakaan. Saat itu terlihat olehku sosok laki-laki yang ramah dengan senyuman manis menghiasi wajahnya duduk dihadapanku. Dia memperkenalkan dirinya bernama Arkan Widyatama dari kelas XI IPS. Dan aku hanya bisa berkata bahwa namaku Kirana dengan terus menatap buku cerita ditanganku. Setelah itu, Arkan menanyakan beberapa pertanyaan lagi kepadaku dan aku hanya bisa menjawab seperlunya saja. Sungguh aku ini sangat payah saat berhadapan dengan orang lain. Menjadikan akhir dari perbincangan kami menjadi sunyi karena kami telah terhanyut ke dalam buku masing-masing.

Hari demi hari kulalui di sekolah dengan berakhir menghanyutkan diriku di perpustakaan sekolah itu. Dan sejak saat itu semakin sering pula aku bertemu dengan Arkan. Arkan selalu menghampiriku disaat aku sedang sendirian terhanyut ke dalam buku bacaanku. Dia selalu mengajakku berbincang dan menanyakan keadaanku hari  itu. Semakin sering dia bersamaku membuatku semakin terbiasa untuk berbincang bersamanya. Membuatku lebih pandai untuk bergaul walau hanya bergaul dengannya saja. Dan yang terpenting dia telah membuatku memiliki teman pertama yang nyata bagiku.

Sungguh aku sangat bersyukur dapat mengenalnya. Saat ini, aku pergi ke perpustakaan bukan hanya untuk menemui teman kecilku, namun juga untuk bertemu dengan Arkan. Aku memang tidak tau mengapa Arkan sering sekali berkunjung juga ke perpustakaan. Tetapi melihat senyumnya yang hangat dan bersenda gurau bersamanya telah membuat hari ku lebih berwarna. Aku sekarang dapat lebih melupakan rasa kesepianku. Aku juga menceritakan segalanya kepada Arkan, bahkan tentang orangtuaku. Dan dengan sabarnya, dia mendengarkan semua ceritaku. Arkan pernah berkata kepadaku bahwa saat aku merasakan kesepian, buatlah burung dari kertas yang telah ditulis semua perasaanku saat itu. Aku pun melakukan hal itu, membuat kamarku penuh dengan banyak sekali burung kertas.

Hari itu aku mengunjungi perpustakaan seperti biasanya. Namun saat itu langit terlihat suram dengan hujan rintik menghiasinya. Entah kenapa aku tidak bisa terhanyut ke dalam buku yang berada di genggamanku. Saat itu aku hanya bisa memikirkan Arkan yang memenuhi kepalaku. Entah kenapa aku merindukan kehadirannya. Memang sudah dua hari aku tidak bertemu dengannya. Tetapi selain itu ada perasaan aneh yang menghinggapi diriku saat tidak bertemu dengan Arkan. Oh aku tidak suka merasa seperti ini. Namun kemana perginya Arkan yang selama ini menemaniku, aku sangat merindukan dirinya.

Hari berikutnya aku masih memikirkan Arkan dan menunggunya di perpustakaan. Berharap dia datang dan memberikan diriku kehangatan dengan senyumannya itu. Akhirnya sosok yang aku rindukan selama ini menampakkan rupanya. Terlihat Arkan memasuki perpustakaan dengan wajah yang sedikit pucat. Aku pun menyapa Arkan dan menawarkan dia untuk duduk di hadapanku. Aku segera menghujaninya dengan beribu pertanyaan. Aku menanyakan kenapa dia tidak mengunjungi perpustakaan lagi, kemana dia pergi selama ini, dan yang terpenting mengapa saat ini dia terlihat pucat. Arkan hanya bisa menjawab bahwa dia baru saja pulang dari Singapura dan mungkin dia hanya letih makanya terlihat pucat. Arkan juga berkata bahwa mungkin ini adalah pertemuan mereka yang terakhir karena Arkan akan pindah ke Singapura dan itu adalah hari terakhirnya di sekolah. Mendengar jawaban dan pernyataan Arkan yang seperti sambaran petir itu, aku hanya bisa terdiam dengan hati yang teramat sedih mengingat teman pertama dan satu-satunya bagiku akan pergi meninggalkanku. Saat itu aku hanya bisa tersenyum dan mengatakan perpisahan kepada Arkan serta rasa terima kasihku karena telah menemani diriku selama ini. Arkan pun juga tersenyum dan berkata kepadaku untuk segera melepaskan rasa kesepianku supaya aku dapat selalu bahagia. Akupun berjanji kepadanya untuk melakukan hal itu walaupun saat itu aku tau bahwa kebahagiaanku hanya ada saat bersama dirinya. Sungguh hari itu tidak terlukiskan betapa sedihnya diriku melepas kepergian Arkan.

Sudah dua minggu berlalu semenjak hari itu. Aku sekarang kembali terhanyut ke dalam teman kecilku yang selama ini sudah lama aku tinggalkan karena kehadiran seseorang. Dan disaat seseorang itu pergi aku seperti kembali menjadi diriku yang semula. Menjalani hari-hariku yang sepi dan bahkan lebih sepi dibandingkan hari-hariku disaat seseorang itu belum hadir ke dalam kehidupanku. Jujur saat ini aku masih merindukan Arkan dan kenangan bersamanya seolah terus mengalir di dalam pikiranku. Hari itu aku dikejutkan dengan sebuah surat yang datang entah darimana disertai dengan puluhan burung kertas yang terangkai dengan indahnya. Aku perlahan membuka dan membaca surat itu.

Dear Kirana,

            Bagaimana keadaanmu saat ini? Apakah kau masih merasakan kesepian? Semoga kamu sudah dapat menepati janjimu padaku saat itu.

            Maaf aku tidak bisa menemanimu lagi. Maaf karena saat itu aku tidak berterus terang kepadamu. Sekarang ini aku sedang berada di Singapura untuk menjalani pengobatanku. Sungguh leukemia yang menemaniku selama dua tahun ini membuatku hampir menyerah. Namun dengan mengenal dirimi aku bertekad untuk sembuh. Aku ingin menemui dan bersenda gurau bersamamu suatu saat nanti.

            Aku berharap saat aku kembali nanti, dirimu sudah berubah dan dapat melepaskan kesepian yang menjeratmu selama ini. Jangan kau pikirkan diriku lagi untuk saat ini. Lebih baik kau fokus untuk mencari kebahagiaan dan meraih cita-citamu itu. Semoga takdir dan waktu dapat mempertemukan kita kembali suatu saat nanti.

Salam hangat,
Arkan Widyatama

            Air mataku berlinang setelah membaca surat itu. Sungguh tak kusangka saat ini dirinya sedang menghadapi leukemia. Aku hanya dapat berdoa dan mengharap kesembuhannya. Aku pun bertekad mulai saat itu aku akan menepati janjiku kepadanya. Aku akan berubah dan berusaha melepaskan diriku dari segala kesepian yang menjeratku. Aku akan lebih terbuka dan berusaha mencari kebahagiaanku sendiri. Aku akan selalu menanti teman pertamaku untuk kembali dengan membawa kehangatan senyumnya yang selalu kurindukan selama ini.

THE END


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

For Reader

Jangan lupa comment and share ya.. Semoga respon dari reader dapat menambah semangat penulis dan untuk membuat blog ini menjadi lebih baik lagi. Semoga materi dan postingan dalam blog ini dapat bermanfaat bagi kalian semua. Salam hangat, Tania :)

From Me

Berusahalah terus untuk meraih cita-citamu. Jangan pernah menyerah dan berhenti untuk berjuang. Apabila kau sedang terjatuh, kembalilah bangkit dan buktikan pada dunia bahwa kau mampu.

Happy Reading All

Diberdayakan oleh Blogger.

I want to be a useful person

From Me

Berusahalah terus untuk meraih cita-citamu. Jangan pernah menyerah dan berhenti untuk berjuang. Apabila kau sedang terjatuh, kembalilah bangkit dan buktikan pada dunia bahwa kau mampu.

Sample Text

Social Icons

Followers

Social Icons